Divergent ~ Review Film

Ah, setelah sekian lama akhirnya bisa ngeblog lagi.
Oke, langsung aja ke topiknya ya. Divergent, jreng jreng......


Keren ya posternya. Sebelumnya saya pikir film ini bakal tayang tanggal 21 Maret 2014, tapi ternyata pas saya ngecek kemaren (20/03) eh taunya udah nongol di bioskop. Langsung tanpa basa-basi saya capcussss ke bioskop deh. Jujur saya belum pernah baca novelnya, jadi saya tidak ingin berekspektasi apapun.

Well well, yang ada di kepala saya waktu nonton trailernya ini film akan berkisah seorang cewek yang "berbeda" dari orang-orang di sekelilingnya, lalu berkumpul bersama "orang-orang sejenisnya" dan melakukan pemberontakan di daerah sendiri... Ternyata saya salah, saudara-saudara. Tidak seperti itu!!
Apalagi ada teman-teman yang membandingkan film ini serupa dengan Hunger Games...
"You are Wrong, Guys".. Tetooooot...
Kalo menurut saya, film ini agak campuran antara Elysium dan Harry Potter (beberapa formulanya serupa).


SINOPSIS

Chicago, tahun 2164. Di wilayah ini, seluruh masyarakat dikelompokkan ke dalam 5 Kategori berdasar kepribadian demi tercapai keteraturan di dalamnya. Ada Amity (si cinta damai); Candor (menjunjung tinggi kejujuran); Erudity (si pintar); Dauntless (para pemberani); dan terakhir Abnegation (para sosialis yang tidak mementingkan kepentingan dirinya sendiri). Walaupun Abnegation dibilang sebagai faksi paling membosankan karena ia tidak egois, justru hal itulah yang membuat mereka dipercaya untuk duduk di pemerintahan dan melayani seluruh kepentingan masyarakat.

Kisah dimulai dengan keriuhan para pemuda-pemudi yang baru menginjak umur 16 tahun yang sedang mempersiapkan diri untuk tes. Tes yang dimaksud adalah tes kepribadian yang hasilnya menunjukkan kemana mereka selanjutnya akan memilih tempat tinggal di antara 5 faksi tersebut. Tersebutlah kakak beradik Prior, yaitu Beatrice (Shailene Woodley) dan Caleb, yang termasuk sebagai peserta tes. Setiap orang dites secara terpisah di sebuah ruangan. Beatrice sangat khawatir apakah ia akan sesuai dengan Abnegation seperti orang tuanya, atau Dauntless seperti keinginannya. Namun betapa terkejutnya ia saat mengetahui bahwa pengujinya memberitahu bahwa ia adalah seorang "Divergent". Divergent adalah orang-orang yang memiliki sifat beberapa faksi di dalam dirinya, sehingga ia tidak akan cocok dimasukkan ke dalam faksi manapun. Pengujinya memberitahu bahwa ia tidak boleh mengatakan hal ini kepada siapapun karena seorang Divergent sangat berbahaya dan dianggap mengancam keteraturan dan harus dimusnahkan.
Pengujinya memberitahu agar ia memilih Abnegation.

Beatrice mulai berpikir apakah ia harus terus bersama orang tuanya di Abnegation atau tidak. Ketika saat pemilihan faksi yang mana yang ditempati, kedua orang tuanya sangat kecewa saat mengetahui bahwa Caleb, kakak laki-laki Beatrice, malah memilih Erudite sebagai faksinya. Dan di detik-detik terakhir, Beatrice pun memilih untuk pindah ke Dauntless. Sepasang suami istri Prior ini sangat sedih mengetahui bahwa mereka berempat harus terpisah.

Dauntless, yang ada dipikiran gadis itu adalah tempat yang sangat menyenangkan, berisi orang-orang bebas dan pemberani. Tapi itu hanya sisi baiknya saja. Namun Dauntless tidak seindah itu. Hidup di dalamnya sangatlah keras. Beatrice atau Tris (nama yang ia pilih sebagai identitas barunya) harus menjalani berbagai latihan ketangkasan hingga badannya lebam. Sebagai anggota baru, ia dan teman-temannya harus menjalani berbagai macam tes agar bisa diterima sebagai anggora Dauntless sesungguhnya. Bila gagal, maka mereka akan dibuang dan menjadi anggota "Non Faksi" yang hidupnya sama seperti gelandangan.

Namun, sebagai seorang Divergent, hal itu belum tentu berhasil, sebagaimana yang dikatakan oleh pengujinya yang saat itu tak sengaja ditemuinya lagi di Dauntless. Pengujinya itu memberikan berbagai macam informasi bahwa ujian terakhir belum tentu bisa berhasil, malahan mungkin identitas Tris sebagai seorang Divergent bisa ketahuan. Berbagai kejadian membuat ia ragu dan ingin kembali bersama orang tuanya lagi di Abnegation. Belum lagi secara tak sengaja ia mengetahui masalah besar yang mengancam kedamaian seluruh wilayah yang disebabkan oleh ambisi Jeanine Matthews (Kate Winslet) sang petinggi Erudite, yang ingin melenyapkan faksi Abnegation karena mereka merasa lebih pantas memimpin pemerintahan.

Apa yang akan dilakukan oleh Tris agar ia dapar bertahan di Dauntless?
Berhasilkah ia menggagalkan ambisi Jeanine Matthews dalam melenyapkan Abnegation?

Tris, bersama seniornya yang tampan dan misterius, Four, menjawabnya dalam Divergent.



Opini Pribadi :

- Dari segi kostum, bisa dibilang film ini biasa saja untuk ukuran tahun segitu. Saya fikir akan terlihat lebih futuristik atau semacamnya. Ternyata tidak ada bedanya dengan film Elysium dan Hunger Games (untuk golongan rakyat biasa). Malahan tiap faksi memakai seragam yang sama untuk lebih memudahkan mengenali identitas masing-masing.

- Plotnya saya rasa oke diawal-awal hingga pertengahan, tapi masih rada kurang klimaks mendekati ending. Walaupun tidak bisa dibilang jelek juga. So so lah.

- Adegan dewasanya paling hanya berkutat di adegan latihan ketahanan tubuh dan ciuman (piiiip).. Masih dalam kategori wajar lah walopun agak passionate. Nggak heran ada label rating "Dewasa".

- Sekali lagi, jangan bandingin sama film Hunger Games ya, nggak ada acara bertarung sampai mati kok disini :p

- Recommended kok buat ditonton ;)





Comments

Popular Posts