Sinopsis Serial ASHOKA Episode 167 - 16 Oktober (ANTV)

Ashoka dan Khurasan naik ke atas melewati jalan rahasia. Mereka menemukan jejak kaki disana.

Ashoka : Sepertinya ada orang disini.
Khurasan : Sepertinya ada yang bersembunyi disini.

Ashoka juga menemukan nampan makanan.
Ashoka : Sepertinya mereka berada disini selama berhari-hari.
Khurasan : Ini artinya, Dharma dan putranya berada di atap.

Mereka mulai naik ke atas. Ashoka menyeringai dan mengukutinya.
(Khurasan : Mereka pasti bersembunyi di atas tapi Ashoka sedang bersamaku. Aku tidak mau Ashoka melihatku membunuh mereka.)

Khurasan : Pergilah dan bawa beberapa prajurit kemari.
Ashoka : Tapi Dharma dan putranya ingin bertemu denganku. Aku harus memberitahu Yang Mulia Bindusara. Dia akan datang kesini.
Khurasan : Lakukan seperti yang kuperintahkan!

Khurasan langsung mengeluarkan pedangnya.
Ashoka : Aku bersama Anda dan Anda mengancamku? Aku harus memberitahu Yang Mulia tentang ini.
Khurasan : Kau tidak akan mampu menemui Bindusara.

Khurasan tiba-tiba menyerang Ashoka. Ashoka juga menggunakan pedangnya dan bertarung melawan Khurasan.
Ashoka : Kenapa Anda melakukan hal ini? Kenapa Anda tidak membiarkan aku memberitahu Yang Mulia tentang semuanya?
Khurasan : Kau sudah membuatku mendapatkan Dharma. Pekerjaanmu selesai.
Ashoka : Aku berjanji pada Yang Mulia untuk memberitahu kebenaran tentang Dharma padanya. Pekerjaanku belum selesai.
Khurasan : Kau sudah berusaha sangan keras untukku tapi sekarang, aku yang akan melakukan tugasku.

Khurasan kembali bertarung dengan Ashoka. Ia mendorong Ashoka melewati jendela dan melemparkannya ke bawah. Ashoka terjatuh dan berteriak memanggil ibu.

Dharma berada di atap dan cemas karena Ashoka.
Dharma : Jika Ashoka baik-baik saja, kenapa dia tidak datang juga sampai sekarang?

Di sisi lain...
Bindusara berterimakasih pada Helena untuk perayaan ulang tahunnya.
Bindu : Ibu telah membuat hari ulang tahunku begitu sangat spesial. Ibu telah memberiku banyak kekuatan untuk menghadapi semua ketegangan yang terjadi saat ini.
Helena : Semua ibu menginginkan anaknya untuk bahagia.
Bindu : Aku ingin mengakhiri hari ini dengan catatan bahagia. Aku ingin memiliki sebuah gambar semua anggota keluarga kita sedang bersama-sama. Aku sudah memanggil para permaisuri dan juga putra-putraku. Mereka akan kemari.

Semua anggota keluarga berkumpul.
(Niharika : Aku harus pergi dan mencari Khurasan.)

Semua anggota keluarga berdiri berdampingan untuk dibuat gambarnya.
Helena : Aku lelah. Aku ingin pergi ke kamar.
Drupat : Kumohon, tetaplah bersama kami. Gambar seluruh anggota keluarga harus dibuat bersama-sama.

Helena menyetujuinya dan tetap tinggal.

---------------------------------

Khurasan : Sekarang Ashoka sudah tersingkir dari jalanku.

Dharma sedang berada di atap menunggu Ashoka.
Khurasan datang dan membuka pintu ruangan itu. Dharma terkejut melihat Khurasan membawa pedang.
Dharma berteriak, sementara Khurasan juga terkejut melihat Dharma.

Khurasan : Dharma.
Ia menyeringai melihat wajah Dharma. Khurasan datang mendekatinya.

Dharma : Dimana Ashoka? Apa yang kau lakukan padanya?
Khurasan : Dia sudah mati.

Dharma sangat terkejut mendengarnya.
Dharma : Tidak!!
Ia langsung terjatuh ke lantai.

Khurasan : Ketika mendengar kematian Ashoka kau merasa sangat sedih, lalu apa yang terjadi kalau aku membunuh putramu di depan matamu sendiri?

Di tempat lain..
Ternyata Ashoka tidak jatuh. Dia masih tergantung di dinding, dan mulai mendaki untuk mencapai ke atas.
Ashoka : Aku tidak bisa mengandalkan Yang Mulia atau siapapun untuk melindungi ibuku.


Kembali ke tempat Khurasan dan Dharma...
Khurasan : Dimana putramu? Kenapa kau datang kemari? Kau hidup dengan damai selama empat belas tahun. Aku tidak mengikutimu tapi kau malah yang datang kesini. Kau setidaknya harus memikirnya tentang putramu.

Ashoka mendaki dinding dan melompati bangunan dari jendela. Ia menemukan pedangnya dan segera mengambilnya.
Ashoka : Khurasan, aku tidak akan membiarkanmu berhasil walau dengan resiko apapun.

Dharma sedang menangis.
Dharma : Ashoka...

Ashoka kemudia datang, dan Dharma merasa begitu gembira dan lega melihatnya.
Khurasan terperanjat melihat Ashoka ternyata masih hidup. Dharma berlari ke arah Ashoka sambil menangis. Ia segera memeluknya. Ashoka juga merasa emosional ketika berada dalam pelukan ibunya.

Khurasan memandangi mereka dengan bingung.
Dharma : Ashoka anakku, apa kau baik-baik saja?
Ashoka : Aku baik-baik saja, Bu. Tak ada yang terjadi padaku.
Khurasan : Ashoka adalah putramu?

Khurasan teringat bagaimana Ashoka telah banyak membohonginya selama ini.
Khurasan : Sekarang aku mengerti rencanamu. Kau tidak bisa menemui Bindusara, karena itu kau mengirim putramu padanya, sehingga dia bisa memenangkan kepercayaannya. Dan ketika dia mengetahui kebenaran tentang Ashoka, maka dia akan membuatnya menjadi pewaris.

Khurasan kemudian berkata pada Ashoka.
Khurasan : Kau memang sangat pintar. Kau berkata pada Bindusara kalau ibumu sudah mati. Kau pergi ke sekolah kerajaan untuk menjadi pewaris, tapi ketika hal itu tidak berhasil, kau menghianati dinasti Maurya.
Ashoka : Itu tidak benar!
Khurasan : Apa buktinya?
Ashoka : Kebenaran tidak membutuhkan bukti.

Ia lalu bertarung melawan Khurasan.
Dharma : Ashoka!!!

Ashoka melihat ibunya. Khurasan berhasil membuang pedangnya dalam sekejap. Khurasan hendak membunuh Dharma tapi Ashoka berlutut dan memintanya berhenti.

Khurasan berkata pada Dharma.
Khurasan : Kau kehilangan kesempatan terakhirmu untuk hidup.

Khurasan kemudian berkata pada Ashoka.
Khurasan : Kau dan ibumu akan mati di tanganku dan kalian berdua akan diingat sebagai pengkhianat.
Ashoka : Tidak. Kau ingin membunuh kami? Bunuhlah kami tapi jangan merusak nama ibuku. Aku tidak bisa memberikan dia kehormatan yang seharusnya ia layak dapatkan dalam hidupnya. Biarkan ia mendapatkan kematian secara terhormat. Jangan tunjukkan dia sebagai pengkhianat setelah kematiannya.

Khurasan : Apa yang akan kukatakan pada Bindusara? Aku menyuruh Niharika untuk menunjukkan kalau Dharma adalah pengkhianat karena aku berada dalam bahaya. Bindusara meragukan aku. Sekarang aku akan menyalahkan kalian atas segalanya. Apa yang tidak bisa kulakukan empat belas tahun yang lalu, maka aku akan melakukannya sekarang.

Khurasan hendak menyerang Ashoka dengan pedangnya tapi tiba-tiba saja Bindusara datang di antara mereka dan menghentikkan Khurasan dengan meletakkan pedangnnya padanya.

Dharma dan Ashoka memperhatikan mereka.


PRECAP

Bindusara memeluk Dharma. Khurasan berniat menyerangnya tapi Bindusara memegang pedangnya dan bertarung melawan Khurasan. Ia hendak membunuhnya tapi Niharika datang dari belakang dan menghentikannya dengan pedangnya. Bindusara menyerangnya tanpa melihat wajah Niharika. Ia menebas lehernya dan Niharika pun mati. Dharma dan Bindusara terkejut. Bindusara kembali bertarung dengan Khurasan.


NEXT Ep 168




Comments

Popular Posts